teknologi yang menghancurkan kebudayaan

TEKNOLOGI YANG MENGHANCURKAN BUDAYA

Indonesia telah lama terkenal dengan berbagai budaya yang sangat beranekaragam, seperti yang telah menjadi semboyan kita yaitu bineka tunggal ika. Dengan adanya beraneka ragam budaya yang kita punya dari sabang sampai merauke. Namun, dengan banyaknya adat dan budaya tersebut, justru membuat kita dan pemerintah semakin sulit untuk senantiasa menjaga keseimbangan dan kesatuan semua budaya tersebut. Apalagi di tengah peradaban abad 21 ini, semakin banyak masalah eksternal yang membuat kita terlena dalam arus globalisasi. Salah satu faktor yang sangat riskan adalah teknologi.
Tidak dapat dipungkiri jika teknologi telah menjadi bagian dari hidup kita. Dimana-mana internet telah menjamur di berbagai kalangan di masyarakat. Mudahnya mengakses internet juga merupakan salah satu keuntungan sekaligus boomerang bagi diri kita sendiri. Kenapa saya dapat berkata demikian, tentu saja apabila kita melihat sisi negatif pada pengaruhnya terhadap budaya. Budaya asli kita telah teracuni oleh budaya asing yang masuk ke negeri kita. Bodohnya, kita masih belum dapat memfilterisasi berbagai budaya asing yang masuk ke Indonesia. Kita akan menkaji salah satu contoh sederhana, misalnya, rok mini. Tentu saja, Indonesia merupakan salah satu Negara muslim terbesar di dunia tidak mengajarkan kepasa masyarakatnya untuk menggunakan rok mini mengingat hal tersebut telah melenceng dari ajaran agama islam dan budaya timur yang lama telah dipeluk oleh bangsa ini. Namun, apa lacur, nampaknya, semua itu tidak menjadi halangan untuk masuknya budaya asing ke negeri ini.
Belum lagi masalah teknologi lain seperti televise. Televise memang dapat dikatalan sebagai sumber kita memperoleh informasi di luar batas jangkauan kita. Dengan televise kita dapat mendapatkan jutaan informasi yang berguna. Namun, dewasa ini, televisi juga telah menjadi racun tersendiri di kalangan masyarakat karena banyaknya film yang beredar di televise kita. Banyak stasiun yang sering menayangkan film pada jam-jam anak-anak menonton. Lembaga sensor yang ada di Indonesia nampaknya tidak bisa menunjukkan peran maksimalnya dalam menjalankan tugas. Banyak beberapa film yang katanya telah disensor, tetapi masih menampilkan adegan-adegan yang seronok yang tidak layak ditonton oleh anak-anak. Saya rasa, ini juga patut menjadi PR bagi kita semua, karena hal tersebut dapat merusak moral anak bangsa yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan budaya bangsa ini.
Banyak lagi kemajuan teknologi yang mempunyai dampak-dampak tidak diinginkan yang tidak dapat saya uraikan satu persatu, namun tidak dapat dipungkiri jika tekhnologi telah menjadi pemyumbang terhadap rusaknya nilai luhur budaya bangsa.
Namun, sebagai generasi muda saya hanya dapat menghimbau agar kita dapat menjaga buday kita beserta warisan nenek moyang kita agar kita dapat memberikannya kepada generasi penerus setelah kita. Karena, kita harus ingat bahwa budaya adalah ciri khas yang mencerminkan suatu bangsa jadi kita harus menjaganya dari segala macam kemungkinan terburuk.

0 comments:



Posting Komentar