PRODUK YANG TIDAK LEKANG DI TELAN ZAMAN ( MOBIL DAN PERANANNYA )

PRODUK YANG TIDAK LEKANG DI TELAN ZAMAN
( MOBIL DAN PERANANNYA )
Saat ini mobil telah menjadi bagian hidup yang sangat berpengaruh dalam hidup manusia. Mobil sudah bagai rumah kedua bagi beberapa manusia yang mempunyai tingkat mobilitas yang sangat tinggi, karena, tanpa benda yang satu ini seseorang akan merasa hidupnya berada dalam masalah. Karena mereka berpikir jika mobil adalah sesuatu yang dianggap “must item” untuk menunjang semua kegiatan mereka
Mobil (kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin 'movére' (bergerak)) adalah kendaraan beroda empat atau lebih yang membawa mesin sendiri. Jenis mobil termasuk bus, van, truk. Pengoperasian mobil disebut menyetir. Alat transportasi roda empat ini masih dipercaya sebagai salah satu kendaraan yang fungsional bagi sebagian orang. Fungsional dalam artian bisa digunakan secara beramai-ramai, dapat dimuati berbagai macam barang bawaan sekaligus bisa digunakan untuk menempuh jarak yang dirasa cukup jauh karena banyak pula kaum urban yang tinggal di luar kota Jakarta namun beraktivitas di tengah ibu kota.
Berikut ini adalah sebuah potret kehidupan yang menggambarkan pentingnya alat transportasi ini.
“Tiap hari kerja gue dan istri gue pasti bawa anak kita yang masih bayi plus baby sitter-nya untuk kita titipin di rumah mertua gue di daerah Kebayoran Baru. Habis itu, gue anter istri gue ke kantornya, baru deh gue menuju kantor gue sendiri. Pulangnya juga gitu, tinggal dibalik aja urutannya. Gitu deh rutinitas kita sehari-hari,” ulas Andre yang belum lama memiliki rumah di kawasan Bekasi dan bekerja di daerah Sudirman. “Itulah yang jadi salah satu alasan kenapa kita pilih mobil jenis MPV gini, selain nggak boros BBM, mobil ini juga spacious banget, apalagi buat keluarga kecil kaya kita gini, so far sih cukup ideal, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan kita,” tambah Rini, sang istri.
Jika diperhatikan, tidak sedikit Andre-Rini lainnya di Jakarta ini. Sebuah potret keluarga muda dalam menjalani aktivitas kesehariannya yang penuh dinamika. Mobil masih dirasa sebagai kendaraan yang pas untuk menunjang aktivitas dan rutinitas itu tadi.
Untuk pilihan jenis mobil, umumnya tergantung dari tingkat kebutuhan masing-masing pribadi. Namun yang dirasa cukup favorit adalah mobil jenis small dan medium MPV, dengan alasan daya angkut dan konsumsi BBM yang cukup efisien, small sedan karena alasan yang sama, yaitu irit BBM. Untuk beberapa kondisi tertentu, SUV yang dipercaya dapat menaklukkan segala medan jalan di Jakarta yang kadang tidak terduga kondisinya (jalan berlubang dan banjir lokal yang bisa terjadi tiba-tiba) juga bisa dijadikan pilihan favorit. Mereknya sendiri cukup bervariatif, tergantung dari selera tiap pribadi.
Dari beberapa contoh diatas, meskipun banyak pengguna kendaraan yang cukup puas dengan kondisi kendaraan bawaan pabrik, namun tidak sedikit juga diantaranya yang kurang puas dengan tampilan standar dan memodifikasi tunggangannya. Untuk penunggang sepeda misalnya, modifikasi seperti penggantian ban, shock breaker, group set (gear, tuas rem, dll) dipercaya mampu menambah kenyamanan dalam mengendarainya. Bagi pengendara motor, dandanan ala retro, sporty dan gaya modifikasi lainnya juga dirasa mampu meningkatkan rasa percaya diri sekaligus sebagai cara untuk mengekspresikan pribadi sang pemilik. Pun demikian dengan pengguna kendaraan roda empat. Modifikasi ringan berupa penggantian velg dan ban, penambahan sarana audio visual dalam kendaraan diyakini dapat meredam stress di kala berkendara. Paling tidak apapun jenis kendaraan yang dipilih, selain untuk memudahkan aktivitas sehari-hari dan memenuhi kebutuhan akan alat transportasi bisa juga dijadikan suatu sarana untuk mengekspresikan diri. Dengan tidak melupakan faktor keamanan tentunya. Helm, sarung tangan, masker dan perlengkapan lain untuk pengendara sepeda maupun sepeda motor. Juga sabuk pengaman bagi pengendara mobil.
SEJARAH MOBIL
Kendaraan tenaga uap pertama dibuat pada akhir abad 18. Nicolas-Joseph Cugnot dengan sukses mendemonstrasikan kendaraan tersebut pada tahun 1769. Kendaraan pertama menggunakan tenaga mesin uap, mungkin peningkatan mesin uap yang paling dikenal, dikembangkan di Birmingham, Inggris oleh Lunar Society. Dan juga di Birmingham mobil tenaga bensin pertama kali dibuat di Britania pada tahun 1896 oleh Frederick William Lanchester yang juga mematenkan rem cakram. Pada tahun 1890-an, etanol digunakan sebagai sumber tenaga di A.S.

1. Replika Benz motorwagen 1886


2. Mobil “velo” karl benz 1894



Kepopuleran
Penemuan Cugnot penggunaannya dilihat secara rendah di tempat asalnya Prancis, dan penemuan tersebut diteruskan ke Britania, di mana Richard Trevithick menjalankan gerobak-uap di tahun 1801. Kendaraan tersebut dianggap aneh pada awalnya, namun penemuan dalam dekade setelahnya, seperti rem tangan, transmisi multi-kecepatan, dan peningkatan kecepatan dan setir, membuatnya sukses.
Sekarang ini, Amerika memiliki mobil lebih banyak dari negara lainnya. Jepang memimpin dalam pembuatan mobil, tetapi penduduk Jepang tidak mampu membiayai menjalankan mobil karena tempat parkir yang jarang dan harga bahan bakar yang mahal
Inovasi
Paten mobil pertama di AS diberikan kepada Oliver Evans pada 1789; pada 1804 Evans mendemonstrasikan mobil pertamanya, yang bukan hanya mobil pertama di AS tapi juga merupakan kendaraan amphibi pertama, yang kendaraan tenaga-uapnya sanggup jalan di darat menggunakan roda dan di air menggunakan roda padel.
Umumnya mobil pertama mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin dibuat hampir bersamaan pada 1886 oleh penemu Jerman yang bekerja secara terpisah. Carl Benz pada 3 Juli 1886 di Mannheim, dan Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach di Stuttgart.
Pada 5 November 1895, George B. Selden diberikan paten AS untuk mesin mobil dua-stroke. Paten ini meberi dampak negatif daripada positif pada perkembangan industri mobil di AS. Penerobosan spektakuler dilakukan oleh Berta Benz pada 1888. Mesin-uap, listrik, dan bensin bersaing untuk beberapa dekade, dengan mesin bensin pembakaran dalam meraih dominasi pada 1910an.
Garis-produksi skala besar pembuatan mobil harga terjangkau dilakukan oleh Oldsmobil pada 1902, dan kemudian dikembangkan besar-besaran oleh Henry Ford pada 1910an. Dalam periode dari 1900 ke pertengahan 1920an perkembangan teknologi otomotif sangat cepat, disebabkan oleh jumlah besar (ratusan) pembuat mobil kecil dimana semuanya berkompetisi untuk meraih perhatian dunia.
Pengembangan utama termasuk penyalaan elektronik dan self-starter elektronik (keduanya oleh Charles Kettering, untuk Perusahaan mobil Cadillac di tahun 1910-1911), suspensi independen, dan rem empat-ban.
Pada tahun 1930an, kebanyakan teknologi dalam permobilan sudah diciptakan, walaupun sering diciptakan kembali di kemudian hari dan diberikan kredit ke orang lain. Misalnya, pengemudian roda-depan diciptakan kembali oleh Andre Citroën dalam peluncuran Traction Avant pada 1934, meskipun teknologi ini sudah muncul beberapa tahun sebelumnya dalam mobil yang dibuat oleh Alvis dan Cord, dan di dalam mobil balap oleh Miller (dan mungkin telah muncul pada awal 1897).
Setelah 1930, jumlah produsen mobil berkurang drastis berpasan dengan industri saling bergabung dan matang. Sejak 1960, jumlah produsen hampir tetap, dan inovasi berkurang. Dalam banyak hal, teknologi baru hanya perbaikan dari teknologi sebelumnya. Dengam pengecualian dalam penemuan manajemen mesin, yang masuk pasaran pada 1960an, ketika barang-barang elektronik menjadi cukup murah untuk produksi-masal dan cukup kuat untuk menangani lingkungan yang kasar pada mobil. Dikembangkan oleh Bosch, alat elektronik ini dapat membuat buangan mobil berkurang secara drastis sambil meningkatkan efisiensi dan tenaga.
Keamanan
Kecelakaan mobil hampir sama tua dengan mobil itu sendiri. Joseph Cugnot menabrak mobil tenaga-uapnya “Fardier” dengan tembok pada 1770. Kecelakaan mobil fatal pertama kali yang dicatat adalah Bridget Driscoll pada 17 Agustus 1896 di London dan Henry Bliss pada 13 September 1899 di kota New York.
Setiap tahun lebih dari sejuta orang tewas dan sekitar 50 juta orang terluka dalam lalu lintas (menurut perkiraan WHO). Penyebab utama kecelakaan adalah pengemudi mabuk atau dalam pengaruh obat, tidak perhatian, terlalu lelah, bahaya di jalan (seperti salju, lubang, hewan, dan pengemudi teledor). Fasilitas keamanan telah dibuat khusus di mobil selama bertahun-tahun.
Mobil memiliki dua masalah keamanan dasar: Mereka memiliki pengemudi yang sering kali berbuat kesalahan dan ban yang kehilangan gesekan ketika pengereman mendekati setengah gravitasi. Kontrol otomatis telah diusulkan dan dibuat contoh.
Riset awal memfokuskan pada peningkatan rem dan mengurangi bahaya api sistem bahan bakar. Riset sistematik dalam keamanan tabrakan dimulai pada 1958 di Perusahaan Motor Ford. Sejak itu, banyak riset memfokuskan pada penyerapan energi luar dengan panel yang mudah hancur dan mengurangi gerakan manusia pada ruang penumpang. Ada tes standar kemananan mobil, seperti EuroNCAP dan USNCAP. Ada juga tes yang dibantu oleh industri asuransi.
Meskipun peningkatan dalam teknologi, angka kematian dari kecelakaan mobil tetap tinggi, di AS sekitar 40.000 orang meninggal setiap tahun, angka yang tetap bertumbuh sesuai dengan peningkatan populasi dan perjalanan, dengan tren yang sama di Eropa. Angka kematian diperkirakan akan menjadi dua kali lipat di seluruh dunia pada 2020. Angka yang lebih banyak dari kematian adalah luka dan cacat.



SUMBER
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Mobil
2. http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/your-everyday-wheels.html

KONSEP PEMASARAN THE BODY SHOP

THE BODY SHOP




DISUSUN OLEH :
NAMA : HERTYN FRIANKA
NPM : 13210279
KELAS : 1EA12


MATA KULIAH : DASAR PEMASARAN
TAHUN AJARAN 2011/2011
UNIVERSITAS GUNADArma


KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini sebaik – baiknya.
Makalah ini kami susun dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Analisis Bahan Baku Farmasi semester ganjil tahun ajaran 2010-2011 pada Jurusan manajemen di Universitas Gunadarma.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Herry selaku dosen mata kuliah pengantar bisnis yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam tugas ini baik dalam penyajian, uraian, susunan kalimat, serta tata bahasanya. Namun, saya berharap semoga apa yang kami kemukakan dapat bermanfaat bagi kita semua.


Depok, oktober 2010

Tim Penyusun








DAFTAR ISI

Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Abstrak vi
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Perumusan Masalah 1
I.3 Tujuan 1
I.4 Metode Penelitian 2
I.5 Sistematika Penulisan 2
Bab II Isi
2.1 the body shoP……………….…………3
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Setiap wanita pasti ingin menjadi sosok yang cantik dan sedap dipandang oleh mata. Banyak hal dan cara yang dilakukan oleh para wanita guna mendapatkan hasil yang maksimal untuk mempercantik diri mereka. Tidak heran apabila dewasa ini, pusat-pusat kecantikan di seluruh ibu kota di negeri ini selalu ramai akan pengunjung wanita yang ingin memanjakan diri mereka.
Selain itu, berbagai macam corak kosmetik yang diluncurkan di pasaran semakin menggila karena melihat para konsumen yang kuantitasnya sangat banyak. Banyak di antara kosmetik tersebut yang sangat bagus dalam segi kualitasnya, namun tak sedikit juga yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, kita seharusnya bisa lebih selektif dalam menggunakan kosmetik yang kita pakai sehari-hari.
Dalam kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan sedikit tentang prinsip dagang dan cara jitu dari the body shop yang mampu memikat jutaan wanita di dunia untuk senantiasa setia menggunakan produknya.








I.2 Perumusan Masalah
1. Apakah yang membuat the body shop sangat “in” di tengah-tengah para wanita?
2. siapakah para sasaran penjualan dari produk the body shop?
3. Apa yang mendasari terbentuknya the body shop?
I.3 Tujuan
1. Menjelaskan sasaran dan target penjualan produk the body shop.
2. menjelaskan ide awal pendirian the body shop.
3. menjelaskan prinsip dagang yang dilakukan oleh the body shop.
I.4 Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka untuk mencari data dan fakta-fakta dari berbagai sumber. Adapun sumber yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini antara lain buku-buku, dan berbagai sumber dari internet.

I.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metode penelitian, dan sistematika penulisan; Bab II Isi yang berisi tentang the body shop secara keseluruhan; dan Bab III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.






bab ii
Isi



Apabila melihat poster promosi diatas, wanita mana yang tidak akan jatuh hati? Tentunya, siapa pun akan jatuh hati. Begitulah konsep yang ditawarkan oleh The body shop untuk menarik hati para konsumen, khusunya para remaja putrid, wanita muda, maupun wanita yang telah berumur untuk senantiasa menggunakan produknya. The body shop adalah salah satu produk kecantikan yang bermerek dagang internasional dan mempunyai konsep dagang yang unik. Untuk dibeberapa Negara besar seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, dan beberapa Negara besar lainnya di benua eropa, The body shop juga menyediakan layanan online untuk membeli produknya. The body shop didirikan pada tahun 2005, saat itu isu mengenai global warming mulai hangat dibicarakan di tengah-tengah keramaian dunia. Saat proses global warming.
Rasa peduli sekaligus kepintaran the body shop dalam melihat peluang bisnis yang ada pun hadir sebagai salah satu itu pula, banyak produk kecantikan yang di anggap ikut mengambil alih dalam mempercepat produk kecantikan yang berkerja sama dengan berbagai pihak cinta bumi guna mengurangi efek global warming, the body shop selalu mengusung tema cinta bumi dalam meroketkan produk barunya di pasaran. Hal ini memang dapat dipertanggungjawabkan karena memang the body shop pun bekerja sama dengan berbagai macam petani dari seluuruh belahan dunia untuk memformulasikan produknya, namun the body shop pun juga ikut membatu para petani tersebut untuk kembali menenam pohon yang telah mereka ambil untuk membuat produk kecantikan wanita tersebut. The body shop juga pandai melihat keinginan dari konsumen. Saat ini, para wanita di dunia lebih tertarik pada “back to nature”, disinilah the body shop pun dapat menawarkan produk yang dibuat dari bahan-bahan alami, seperti dari buah markisa, buah cherry, buah strawberry, buah jambu, dan lain-lain. Hal ini membuat para konsumen, terutama para wanita muda yang telah mempunyai penghasilan yang cukup, tidak berat untuk membeli produk the body shop yang memang terbilang mahal tersebut.
The body shop adalah produk yang dipasarkan di Negara-negara yang dikategorikan cukup maju dan para pelaku konsumen yang relative cukup konsumtif untuk menggunakan produk mereka. Seperti halnya di Indonesia, namun, the body shop hanya di jual di beberapa kota besar saja. Seperti di daerah jabodetabek. Sangat sulit untuk memperoleh produk ini apabila kita tinggal di kota yang masih relative kecil atau bahkan di dearah pedesaan. Karena memang produk ini ditujukan pada wanita yang tinggal di kota besar untuk menikmati produk kecantikan dari alam agar mereka tidak jenuh dan penat terhadap kehidupan mereka sehari-hari yang amat monoton.
Adapun produk-produk ini dikemas dalam berbagai wajah yang sangat cantik dan sangat menarik dipandang oleh mata. Warna-warna botol yang sangat menyiratkan tentang keindahan alam sangat ditonjolkan untuk memikat hati para pembeli. Selain itu, the body shop juga selalu memberikan apresiasi kepada pelanggan setianya yang ulang tahun dengan memberikan salah satu produknya secara Cuma-Cuma dan memberikan diskon sebesar 10% all items kepada yang bersangkutan.
Hal-hal sederhana namun berkesan inilah yang membuat the body shop terlihat agak special apabila kita bandingkan dengan produk internasional lain yang tersebar di seluruh dunia. Saat ini, the body shop telah menjadi impian bagi hampir rata-rata wanita metropolitan, mengapa hal ini dapat terjadi?
Tidak lain dan tidak bukan karena the body shop mampu melihat keinginan, daya beli, dan kemauan untuk membeli para konsumen yang merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh pasar. Selain itu, para pramuniagawati yang melayani para konsumen sangat ramah karena telah diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum menjadi pegawai tetap, membuat para konsumen betah untuk tinggal berlama-lama di toko the body shop. Mungkin, pada awalnya konsumen hanya berniat untuk melihat-melihat saja, namun karena kepiawaan para pramuniaga untuk mempromisikan produk mereka, para konsumen dapat membelokkan niat mereka untuk membeli produk tersebut.
Jadi, untuk para wanita pada khusunya, diharapkan untuk melihat secar luas berbagai macam perspektif produk-produk kecantikkan yang dijual di pasaran. Karena dengan selektif dan bijaksana dalam menggunakan atau mengonsumsi produk tersebut akan dapat membantu kita untuk menjadi wanita yang luar biasa. Salahsatu produk yang wajib diperhitungkan adalah the body shop, karena baik dari segi formulasi bahan maupun prinsip dagangnya yang sering menyisihkan sebagian hasil keuntungan mereka untuk kegiatan-kegiatan social dapat menjadi prioritas tersendiri.


















Bab iii
Kesimpulan dan saran
a. Kesimpulan
The body shop juga menyediakan layanan online untuk membeli produknya. The body shop didirikan pada tahun 2005, saat itu isu mengenai global warming mulai hangat dibicarakan di tengah-tengah keramaian dunia. Saat proses global warming.
The body shop adalah produk yang dipasarkan di Negara-negara yang dikategorikan cukup maju dan para pelaku konsumen yang relative cukup konsumtif untuk menggunakan produk mereka. Seperti halnya di Indonesia, namun, the body shop hanya di jual di beberapa kota besar saja. Seperti di daerah jabodetabek. Sangat sulit untuk memperoleh produk ini apabila kita tinggal di kota yang masih relative kecil atau bahkan di dearah pedesaan. Karena memang produk ini ditujukan pada wanita yang tinggal di kota besar untuk menikmati produk kecantikan dari alam agar mereka tidak jenuh dan penat terhadap kehidupan mereka sehari-hari yang amat monoton.

b. Saran
Banyak sekali kekurangan dalam makalah singkat ini, saya hanya berharap agar makalah ini dapat membantu para wanita untuk lebih selektif dan cerdas dalam menggunakan produk kecantikan.









Daftar pustaka
Dalam tulisan ini, saya mengerjakan semua sendiri, karena saya juga termasuk member dari the body shop. Sehingga saya tahu seluk beluk dari produk tersebut.

FENOMENA KEBUDAYAAN

FENOMENA KONSEP KEBUDAYAAN INDONESIA

MEMAHAMI KEBUDAYAAN
Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Ruth Benedict melihat kebudayaan sebagai pola pikir dan berbuat yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia dan yang membedakannya dengan kelompok lain. Para ahli umumnya sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari/learning behavior (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ;1999).
Kebudayaan sifatnya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya adalah buah adab (keluhuran budi), maka semua kebudayaan selalu bersifat tertib, indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat kebudayaan menjadi tanda dan ukuran tentang rendah-tingginya keadaban dari masing-masing bangsa (Dewantara; 1994).
Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya:
• Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adapt-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
• Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
• Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatan yang kuat dan abadi, alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman. (Dewantara; 1994).
KEBUDAYAAN NASIONAL
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah segala puncak-puncak dan sari-sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan, baik yang lama maupun yang ciptaan baru, yang berjiwa nasional (Dewantara; 1994).
Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan Nasional akan mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermakna oleh seluruh warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).
Dalam pasal 32 UUD 1945 dinyatakan, “Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi-daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai Kebudayaan Bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia” (Atmadja, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita; 1999).
AKAR KEBUDAYAAN INDONESIA
Berikut ini akan penulis kutipkan mengenai sejarah nenek moyang bangsa Indonesia dari tulisan Mochtar Lubis pada tahun 1986 dalam pidato kebudayaannya yang berjudul “Situasi Akar Budaya Kita”.
Nenek moyang kita adalah bahagian dari arus perpindahan manusia yang bergerak di zaman lampau yang telah hilang sebagai hilangnya bayangan wayang dari layar sejarah, bergerak dari bagian Timur Eropa Tengah dan bagian Utara wilayah Balkan sekitar laut Hitam ke arah timur, mencapai Asia, masuk ke Tiongkok. Dan di Tiongkok arus perpindahan ini bercabang-cabang ke utara, timur dan selatan.
Arus selatan mencapai daerah Yunan, sedang bagian timur mencapai laut Indo Cina. Di sinilah tempat lahirnya budaya asal Indonesia. Manusia-manusia yang berpindah dan bergerak ke Asia dari Eropa Tengah dan Wilayah Balkan itu adalah orang Tharacia, Iliria, Cimeria, Kakusia, dan mungkin termasuk orang Teuton, yang memulai perpindahan mereka di abad ke-9 hingga abad ke-8 sebelum nabi Isa. Mereka membawa keahlian membuat besi dan perunggu.
Nenek moyang orang Indonesia yang telah berada terlebih dahulu dari mereka di daerah Dongson ini telah mengembangkan seni monumental tanpa banyak ornamentik yang dekoratif. Dari pendatang-pendatang baru ini mereka mengambil alih, menerima, dan mencernakan seni ornamentik pendatang-pendatang dari barat ini. Tidak saja dalam ornamentik, akan tetapi juga dalam hiasan tenunan (amat banyak persamaan antara hiasan tenun Indonesia dan Balkan umpamanya), dan juga dalam musik dan nyayian. Jaap Kunst, seorang ahli musik, juga ahli musik Indonesia mengindentifikasikan persamaan nyayian rakyat di pulau Flores dengan nyanyian rakyat di bagian timur Yugoslavia (Balkan). Kebudayaan Dongson menunjukkan lebih banyak persamaan dan kaitan dengan budaya Eropa dibanding budaya Cina.
Nenek moyang Dongson inilah yang bergerak ke selatan, dan kemudian mencapai Nusantara. Di Nusantara hampir tidak ada perpisahan antara zaman perunggu dan zaman besi. Hal ini sama juga terjadi di Indo Cina. Dalam penggalian situs-situs purbakala, perunggu dan besi selalu ditemukan bersama-sama. Hulu pisau dongson banyak berbentuk manusia, seperti keris Majapahit. Bentuk hulu pisau yang serupa juga ditemukan di Holstein (Jerman), Denmark, dan di Kauskasus.
Tetapi, sebelum nenek moyang dari Dongson turun ke Nusantara, kelompok-kelompok manusia lain telah terlebih dahulu datang. Selama zaman es terakhir, kurang lebih 15.000 tahun sebelum Masehi, sejarah bumi Nusantara menunjukkan bahwa sebagian besar Nusantara bagian barat menyatu dengan daratan Asia Tenggara, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan wilayah yang kini laut Jawa. Ketika es berakhir, permukaan laut naik kembali, dan terbentuklah gugusan pulau-pulau seperti yang kita kenal kini. Sejarah bumi Nusantara telah berpengaruh besar pada perkembangan manusia Melayu-Polinesia. Mereka menjadi bangsa maritim, yang kurang lebih 1000 tahun sebelum nabi Isa megarungi Samudera Hindia. Manuskrip tua Hebrew dari masa akhir 2000 dan permulaan 1000 sebelum tahun Nabi Isa telah menyebut perdagangan kulit manis dari berbagai tempat sepanjang pantai timur Afrika.
Sebuah naskah Arab dari abad ke 13 menceritakan masuknya orang Melayu-Polinesia ke belahan barat Samudera Hindia. Naskah itu mengatakan bahwa di masa mundurnya Kerajaan Fira’un di Mesir, tempat yang bernama Aden, yang menguasai jalan masuk ke laut Merah (yang masa itu merupakan tempat penduduk nelayan), telah direbut oleh orang Qumr (Melayu-Polinesia) yang datang dengan armada yang terdiri dari perahu-perahu yang memakai cadik. Mereka mengusir penduduk setempat, membangun berbagai monumen dan memilihara hubungan langsung dengan pulau Madagaskar dan Asia Tenggara. Para ahli sejarah menyebutkan hal itu mungkin terjadi di masa Nabi Isa masih hidup. Untuk masa yang cukup lama orang Melayu-Polinesia menguasai pelayaran dan perdagangan lewat Samudera Hindia dari Asia Tenggara ke pintu Laut Merah, sepanjang pantai timur Afrika dan Pulau Madagaskar.
Dalam melakukan ini, mereka juga telah membawa berbagai kekayaan budaya ke Madagaskar dan Afrika. Di Madagaskar mereka telah menetap di belahan barat pulau itu. Hingga kini masih terlihat berbagai persamaan kata antara bahasa Madagaskar dan bahasa suku Manyaan di Kalimantan. Ke timur, nenek moyang Melayu-Polinesia ini berlayar jauh ke pedalaman pasifik, menetap di berbagai kepulauan, dan mereka paling ke timur mencapai Easter Island, pulau terjauh ke timur dari Nusantara.
Jelaslah bahwa budaya bangsa kita berakar jauh ke zaman prasejarah, ke masa silam yang begitu jauhnya, hingga telah lenyap dari ingatan bangsa kita. Jelas pula bahwa kita telah mewarisi budaya dunia yang ada di masa itu, di samping nenek moyang kita telah memberi pula sumbangan pada budaya-budaya bangsa lain di seberang Samudera Hindia, serta menciptakan berbagai budaya di Madagaskar, dan di kepulauan-kepulauan Samudera Pasifik.
Mengingat ini kembali, apakah kita kini, sebagai pewaris langsung dari mereka, harus merasa gentar menghadapi abad ke 21 dan seterusnya? Seharusnya tidak! Kita harus berani memeriksa diri secara cermat. Apa kekurangan-kekurangan kita kini, hingga kita tidak memiliki kemampuan, keberanian dan daya cipta untuk berbuat yang besar-besar bagi bangsa kita dan umat manusia hari ini?
Proses melalui zaman Mesolitik mencapai zaman Neolitik mungkin terjadi kurang lebih 3500-2500 tahun sebelum Nabi Isa. Ketika itu mereka mulai tinggal bersama dalam komunitas-komunitas kecil dan mulai mengembangkan pertanian dan sistem pengairan. Di zaman ini berkembang akar budaya musyawarah Indonesia, karena di kala itu belum ada kepala dan raja, dan semuanya masih dimusyawarahkan oleh semua anggota komunitas, dipimpin oleh orang-orang yang lebih tua. Wanita ikut bermusyawarah, dan anak-anak boleh hadir dan ikut mendengar. Di suku Sakudei di pulau Mentawai, seorang peneliti Swiss melaporkan bahwa dia masih menemukan tradisi musyawarah yang lama itu.
Akar budaya kita juga tumbuh dalam kepercayaan bahwa segala yang ada di bumi memiliki ”ruh-ruh” sendiri. Ruh manusia adalah saudaranya, yang dapat melepaskan diri dari dalam badan seseorang, dan ruh itu dapat mengalami bencana dalam petualangannya di luar tubuh kita, yang dapat mengakibatkan yang punya tubuh jatuh sakit atau mati. Manusia harus berbaik-baik dalam hubungannya dengan dunia roh ini.
Selanjutnya nenek moyang kita di masa Megalitik itu memiliki konsep hubungan dan pertentangan antara dunia atas dan dunia bawah. Dalam upacara-upacara khusus, mereka membangun megalith-megalith dengan tujuan melindungi ruh dari bahaya-bahaya yang datang dari dunia bawah, untuk menjadi penghubung antara yang hidup dan yang telah mati, dan untuk mengabadikan kekuatan-kekuatan magis mereka yang membangun megalith-megalith tersebut, atau untuk siapa batu-batu itu dibangun. Megalith-megalith dibangun untuk memperkuat kesuburan manusia, ternak dan apa yang mereka tanam, dan dengan demikian memperbesar kekayaan generasi-generasi yang akan datang.
Kebudayaan Megalitik ini kemudian dimasuki oleh budaya Dongson yang membawa teknologi perunggu dan besi, dan memberikan nafas dan kekuatan serta daya cipta baru pada kelompok-kelompok budaya di Nusantara. Diperkirakan pula bahwa budaya Dongson membawa teknologi bertanam padi di sawah. Teknologi padi sawah mendorong komunitas-komunitas kecil untuk lebih berintegrasi mengembangkan dan memilihara sistem pengairan, koordinasi bertanam serempak pada waktu yang sama. Dalam proses sejarah, teknologi padi sawah ini telah mendorong proses integrasi masyarakat-masyarakat desa Indonesia yang hingga kini tumpuan kehidupan terbesar bangsa kita. Ia juga erat hubungannya dengan irama iklim, datang musim kering dan musim hujan, yang mempengaruhi pola kehidupan di Indonesia. Musim panen merupakan musim perkawinan umpamanya.
Pemujaan nenek moyang merupakan salah satu akar budaya bangsa Indonesia. Pandangan kosmik mengenai kontradiksi antara dunia bawah dan dunia atas tercermin dalam organisasi sosial berbagai suku bangsa kita; garis ibu dan garis ayah, hubungann dasar antara dua suku yang saling mengambil laki-laki dan perempuan dari dua suku untuk perkawinan, membuat tiada satu suku lebih tinggi kedudukannya dari yang lain. Setiap suku bergantian menduduki tempat yang superior dan tempat di bawah. Struktur tradisi kesukuan ini merupakan sebuah mekanisme ke arah demokrasi, yang seandainya kita pandai mengembangkannya dapat merupakan kekuatan untuk tradisi demokrasi bangsa kita.
Datangnya agama Budha, Hindu dan Islam, bangkitnya feodalisme, lalu datang orang Eropa membawa penindasan penjajah, dan agama Nasrani, lalu lewat pendidikan Barat masuk pula ilmu pengetahuan modern dan tekonologi modern telah mendorong berbagai proses kemasyarakatan, politik, ekonomi, dan budaya, yang akhirnya membawa manusia Indonesia pada keadaan hari ini.
Akar budaya lama jadi layu dan terlupakan, meskipun ada diantaranya tanpa kita sadari masih berada terlena di bawah sadar kita. Bangkitnya feodalisme di Indonesia dengan lahirnya berbagai kerajaan besar dan kecil telah mengubah hubungan antara kekuasaan dan manusia atau anggota masyarakat. Penjajahan Belanda menggunakan sistem menguasai dan memerintah melalui kelas bangsawan atau feodal lama Indonesia telah meneruskan tradisi feodal berlangsung terus dalam masyarakat kita. Malahan setelah Indonesia merdeka, hubungan-hubungan diwarnai nilai-nilai feodalisme masih berlangsung terus, hingga sering kita mengatakan bahwa kita kini menghadapi neo-feodalisme dalam bentuk-bentuk baru.
Semua pendidikan modern, falsafah Barat dan Timur, ideologi-ideologi yang datang dari Barat mengenai manusia dan masyarakat. Agama Islam dan Nasrani yang jadi lapis terakhir di atas kepercayaan-kepercayaan lama dan nilai-nilai akar budaya kita, oleh daya sinkritisme manusia Indonesia, semuanya diterima dalam dirinya tanpa banyak konflik dalam jiwa dan diri kita.
Sesuatu terjadi dalam diri kita, hingga secara budaya tidak mampu memisahkan yang satu dari yang lain: mana yang takhyul, mana yang ilmiah, mana yang bayangan, mana yang kenyataan, mana yang mimpi dan mana dunia nyata. Malahan banyak orang kini membuat ilmu dan teknologi jadi takhyul dalam arti, orang percaya bahwa ilmu dan teknologi dapat menyelesaikan semua masalah manusia di dunia. Dan ada yang berbuat sebaliknya.
Kita jadi tidak tajam lagi membedakan mana yang batil dan mana yang halal. Karena itu beramai-ramai dan penuh kebahagiaan kita melakukan korupsi besar-besaran, dan tidak merasa bersalah sama sekali (Lubis, dalam ”Pembebasan Budaya-Budaya Kita; 1999).
KEBUDAYAN BARAT DI INDONESIA
Proses akulturasi di Indonesia tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul reaksi, karena kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau penataran asing. Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih dapat diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam (Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional yang kita gagas? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern. Frans Magnis Suseno dalam bukunya ”Filsafat Kebudayan Politik”, membedakan tiga macam Kebudayaan Barat Modern:
a. Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
b. Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern.
c. Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992).
SITUASI BUDAYA INDONESIA
Dalam pemaparan tentang akar budaya di atas tadi telah kita ketahui bahwa nenek moyang kita adalah nenek moyang yang tangguh dan bangsa ini telah mampu melakukan akulturasi secara positif sehingga kita bisa mengintegrasikan kebudayaan luar untuk meningkatkan budaya sendiri. Namun kita harus melihat secara riil bagaimanakah keadaan budaya kita hari ini.
Sajiman Surjohadiprojo dalam pidato kebudayaannya di tahun 1986 menyampaikan tentang persoalah kita hari ini, yaitu kurang kuatnya kemampuan mengeluarkan energi pada manusia Indonesia. Hal ini mengakibatkan kurang adanya daya tindak atau kemampuan berbuat. Rencana konsep yang baik, hasil dari otak cerdas, tinggal dan rencana dan konsep belaka karena kurang mampu untuk merealisasikannya. Akibat lainnya adalah pada disiplin dan pengendalikan diri. Lemahnya disiplin bukan karena kurang kesadaran terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, melainkan karena kurang mampu untuk membawakan diri masing-masing menetapi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Kurangnya kemampuan mnegeluarkan energi juga berakibat pada besarnya ketergantungan pada orang lain. Kemandirian sukar ditemukan dan mempunyai dampak dalam segala aspek kehidupan termasuk kepemimpinan dan tanggung jawab.
Menurut beliau kelemahan ini merupakan Kelemahan Kebudayaan. Artinya, perbaikan dari keadaan lemah itu hanya dapat dicapai melalui pendekatan budaya. Pemecahannya harus melalui pendidikan dalam arti luas dan Nation and Character Building (Surjohadiprodjo, dalam ”Pembebasan Budaya-Budaya Kita; 1999).




TANTANGAN KEBUDAYAAN INDONESIA
1. Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan Modern Tiruan. Dia mengancam justru karena tidak sejati, tidak substansial. Yang ditawarkan adalah semu. Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastik, manusia tanpa kepribadian, manusia terasing, manusia kosong, manusia latah.
Kebudayaan Blasteran Modern bagaikan drakula: ia mentereng, mempunyai daya tarik luar biasa, ia lama kelamaan meyedot pandangan asli kita tentang nilai, tentang dasar harga diri, tentang status. Ia menawarkan kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat kita impikan. Ia menjanjikan kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berhenti berpikir sendiri, berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita sendiri. Akhirnya kita kehabisan darah , kehabisan identitas. Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan tradisional kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern sungguhan (Suseno;1992)
2. Bagaimana Memberi Makan, Sandang, dan Rumah
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan manusia dalam mengatasi masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling mendasar bagi manusia adalah masalah makan, pakaian dan perumahan. Ketika orang kekurangan gizi bagaimana ia akan mendapat orang yang cerdas. Ketika kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orang akan berpikir maju dan menciptakan teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu, permasalahan pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi pola hubungan di antara manusia. Orang rela mencuri bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam hal ini bukan hanya berdampak pada kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi akan berpengaruh dalam tatanan budaya-sosial masyarakat.


3. Masalah Pendidikan yang Tepat
Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini ingin dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal ini, yaitu mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian bagaimana sistem pendidikan yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu kebudayaan yang menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
4. Mengejar Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Problem ini beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi konsumen atas produk-produk teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan kita belum berkembang dengan baik dan belum didukung oleh iklim yang kondusif bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian dan penciptaan produk-produk, teknologi baru. Jika kita tetap mengandalkan impor produk dari luar negeri, maka kita akan terus terbelakang. Oleh karena itu, hal ini tantangan bagi kita untuk mengejar ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.
5. Kondisi Alam Global
Beberapa waktu yang lalu di halaman depan harian Kompas tanggal 12 April 2007, ada berita menarik mengenai keadaan bumi hari ini, ’Pemanasan Global, Jutaan Orang akan Teracam”. Pemanasan global akan memberi dampak negatif yang nyata bagi kehidupan ratusan juta warga di dunia. Demikianlah antara lain isi laporan kedua PBB yang sudah dipublikasikan tahun 2007. Laporan pertama berisikan bukti ilmiah perubahan iklim, sedangkan laporan ketiga akan membeberkan tindakan untuk menanganinya.
Laporan para pakar yang tergabung dalam Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) dibeberkan dalam jumpa pers secara serentak di berbagai belahan dunia, Selasa (10/04/2007). Laporan setebal 1.572 halaman itu ditulis dan dikaji 441 anggota IPCC.
Salah satu dampak pemanasan global adalah meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang. Hal itu akan mengakibatkan gunung es di Amerika Latin mencair. Dampak lanjutannya adalah kegagalan panen, yang hingga tahun 2050 mengakibatkan 130 juta penduduk dunia, terutama di Asia, kelaparan. Pertanian gandum di Afrika juga akan mengalami hal yang sama.
Laporan itu menggarisbawahi dampak pemanasan global berupa meningkatnya permukaan laut, lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional yang makin meningkat. Disebutkan, 30% garis pantai di dunia akan lenyap pada 2080. Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi aliran air di kutub utara. Hal itu akan mengakibatkan terusan Panama terbenam.
Naiknya suhu memicu topan yang lebih dasyat hingga mempengaruhi wilayah pantai yang selama ini aman dari gangguan badai. Banyak tempat yang kini kering makin kering, sebaliknya berbagai tempat basah akan semakin basah. Kesenjangan distribusi air secara alami ini akan berpotensi meningkatkan ketegangan dalam pemanfaaatan air untuk kepentingan industri, pertanian dan penduduk.
Asia menjadi bagian dari bumi yang akan paling parah. Perubahan iklim yang tak terdeteksi akan menjadi bencana lingkungan dan ekonomi, dan buntutnya adalah tragedi kemanusiaan. Laporan itu mengingatkan, setiap kenaikan suhu udara 2 derajat celsius, antara lain akan menurunkan produksi pertanian di Cina dan Bangladesh hingga 30 persen hingga 2050. Kelangkaan air meningkat di India seiring dengan menurunya lapisan es di Pegunungan Himalaya. Sekitar 100 juta warga pesisir di Asia pemukimannya tergenang karena peningkatan permukaan laut setinggi antara 1 milimeter hingga 3 milimeter setiap tahun. Saat ini, pemanasan global sudah terasa dengan terjadinya kematian dan punahnya spesies di Afrika dan Asia (Kompas, Kamis 12 April 2007).
MENUJU PERADABAN INDONESIA
Untuk membuat formulasi kebudayaan yang khas dan bisa menjawab tantangan zaman ke depan bukanlah pekerjaan yang mudah. Perlu adanya suatu kebersamaan dan peran serta setiap warga negara ini. Para pemikir dan ilmuan harus bekerja secara keras untuk membuat suatu konsep yang jelas dalam pencapaian ini.
Tujuan nasional perjuangan bangsa Indonesia adalah menciptakan masayarakat yang adil dan makmur. Perjuangan menuju peradaban Indonesia yang ideal membutuhkan waktu dan perjuangan. Pengakuan sebagai salah satu peradaban dunia harus memiliki beberapa syarat. Syarat-syarat itu dapat kita lihat dari perwujudan peradaban di dunia sejak permulaan sejarah manusia. Nampaknya, kehidupan satu masyarakat diakui sebagai satu peradaban kalau menunjukkan kehidupan lahiriah yang maju, dan kemajuan itu cukup menonjol dari kehidupan lahiriah masyarakat lain (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ;1999).
Kehidupan lahiriah yang maju itu merupakan hasil dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlaku di zamannya. Bahkan dalam masyarakat itu terjadi perkembangan berupa penemuan dan inovasi dalam iptek. Sebagai hasil penguasaan iptek dapat dimajukan produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Hal yang sama berlaku bagi produksi di lautan dan kesejahteraan para nelayan dan pelaut. Industrialisasi mengalami perkembangan yang tinggi dengan menghasilkan berbagi macam barang yang disukai di dalam dan luar negeri. Berbagai prasaran, yaitu penghasil energi listrik, aneka ragam komunikasi, keadaan jalan darat, perhubungan darat, laut dan udara, semuanya dalam kondisi yang sesuai dengan perkembangan iptek internasional mutakhir. Kesejahtreaan merata di antara seluruh anggota masyarakat. Dan kalau ada rakyat yang miskin, maka itu merupakan minoritas kecil. Ini memungkinkan rakyat menyekolahkan anak-anaknya dengan baik, dan prasarana pendidikan tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Standar hidup yang tinggi dalam masyarakat memungkinkan bagian besar produksi pertanian dan isdustri dipasarkan dalam masyarakat sendiri, sehingga ketergantungan pada masyarakat luar tidak terlampau besar (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ; 1999).
Kondisi itu mendukung berkembangnya seni dan sastra yang kreatif. Berbagai kesenian mengalami kemajuan dan dilakukan penduduk dalam jumlah besar. Kesusasteraan menghasilkan buku dan hasil tulisan lain, yang banyak jumlahnya dan variasinya, serta terbeli oleh mayoritas masyarakat. Arsitektur menghasilkan rumah-rumah tempat tinggal, gedung-gedung pemerintahan, tempat-tempat ibadah yang indah, tapi juga kokoh dan tahan lama (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ; 1999).
Kondisi sosial cukup mantap dengan menunjukkan kehidupan keluarga yang sehat dan kokoh, kurang adanya pengangguran dan tidak ada kelaparan. Mungkin krimanalitas tidak dapat ditiadakan seratus persen, tetapi jumlah amat sedikit dan terkontrol. Akan tetapi peradaban tidak hanya memerlukan kehidupan lahiriah yang maju dan menonjol, juga perlu ada kehidupan rohaniah yang mantap dan merata (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ; 1999).
Kehidupan beragama dilakukan oleh penduduk dengan penuh keimanan dan ketaqwaan. Dan kerukunan antar berbagai agama berjalan baik. Orang tidak menjalankan ketentuan agama hanya sebagai ritual belaka, tetapi mempunyai dampak nyata dalam kehidupan yang bermoral dan disiplin tinggi. Maka ada kemampuan kendali diri yang cukup kuat. Itulah yang turut menyemarakkan kehidupan demokrasi yang mewujudkan kedaulatan rakyat. Dalam berbagai profesi, etik dijunjung tinggi tanpa mengurangi dinamika yang diperlukan masyarakat pada zaman itu (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ; 1999).
Persatuan bangsa terpelihara dengan baik, tanpa mengurangi hak dan kemampuan setiap unsur bangsa mengembangkan dirinya secara lahiriah dan batiniah. Adanya prasarana yang baik dalam berbagai bidang turut mendukung persatuan bangsa. Akan tetapi yang lebih penting adalah kesadaran tentang hubungan harmonis antara bagian dan keseluruhan (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ; 1999).
Hubungan luar negeri dengan bangsa-bangsa lain diselenggarakan dengan baik untuk membina perdamain dunia dan kesejahteraan umat manusia. Khususnya dengan lingkungan Asia Tenggara ada hubungan erat dan harmonis. Terhadap bangsa-bangsa yang tergolong miskin dan terbelakang dapat diadakan bantuan lahiriah dan batiniah yang mengusahakan kemajuan mereka (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ; 1999).
EPILOG
Dipahami bahwa kebudayaan merupakan respon positif manusia terhadap situasi dan kondisi yang terjadi di sekitarnya. Selain itu, budaya merupakan manifestasi dari aspek manusia yang multi-dimensional.
Segala teori kebudayaan terlalu lamban untuk memahami keseharian manusia yang bergerak cepat. Manusia tidak sekedar merajut makna lewat kerja,melainkan komunikasi inter-subjektif dengan simbol-simbol. Manusia sehari-hari adalah manusia yang bercakap, merenung dan mamaknai. Kebudayaan adalah festival kemajemukkan dimensi manusia dan menolak segala bentuk reduksionisme. Manusia bukan semata-mata makhluk ekonomi yang melulu berfokus pada bagaimana bertahan hidup. Ruang refleksi yang tertutup oleh determinasi kerja dibukakan secara kultural. Kebudayaan adalah lokus dimana manusia bukan sekedar pedagang dan pembeli, melainkan makhluk multi-dimensi. Setiap dimensi dalam dirinya memiliki hak yang sama untuk diutarakan ( Adian, dalam Kompas 14 April 2007;14)
Terkait dengan formulasi kebudayaan Indonesia, merupakan suatu keharusan kita untuk lebih menyelami karakteristik manusia-manusia Indonesia yang telah terbentuk sekian lama semenjak periode sebelum masehi. Dan juga harus mempertimbangkan faktor alam yang melingkarinya. Sehingga, kita tidak terpaku dan larut dalam arus kebudayaan global hari ini, yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Mudah-mudahan cita-cita menuju peradaban Indonesia yang maju bukanlah sekedar mimpi belaka!.
DAFTAR PUSTAKA
• BUKU
Bakker, JWM. 1999. ”Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar”. Penerbit Kanisius; Yogyakarta.
Dewantara, Ki Hajar. 1994. ”Kebudayaan”. Penerbit Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa; Yogyakarta.
Sarjono. Agus R (Editor). 1999. ”Pembebasan Budaya-Budaya Kita”. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.
Suseno, Franz Magnis. 1992. ”Filsafat Kebudayaan Politik”. Penerbit Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.
• KORAN
Adian, Donny Gahral. ”Manusia Multi-Dimensi di Keseharian”. Dalam Kompas Edisi Sabtu 14 April 2007. PT Kompas Media Nusantara; Jakarta.
Editor. ”Pemanasan Global, Jutaan Orang Akan Terancam”. Dalam Kompas Edisi 12 April 2007. PT Kompas Media Nusantara; Jakarta.
• BLOGGER :
http://grelovejogja.wordpress.com/2007/04/17/fenomena-konsep-kebudayaan-indonesia/

adat unik di papua

ADAT UNIK DI JAYAPURA (PAPUA)
OLEH : HERTYN FRIANKA ( 13210279 )


Jayapura adalah kota provinsi tertimur di Negara kita tercinta, indonesia. Karena letaknya yang kurang strategis, terkadang papua menjadi daerah yang “terlupakan” untuk dicaritahu tentang keunikannya yang telah lama tersembunyi. Papua terkenal dengan panorama alamnya yang masih asri karena jauh dari hiruk pikuk ibu kota yang tidak pernah ada habisnya. Papua adalah kota kecil dengan beragam macam kekhasannya yang sangant kaya dan luar biasa.apabila digali lebih dalam, maka setiap orang akan terpesona dan ingin mengunjungi tempat ini. Tarian, busana, rumah adatnya yang luar biasa membuat saya ingin mengupas lebih dalam tentang daerah ini. Rasa ketertarikan ini saya tumpahkan dalam memenuhi penyelesaian tugas ILMU BUDAYA di jurusan manajemen, Universitas Gunadarma.
Alasan saya mengambil daerah papua sebagai bahan kajian ilmiah dalam penulisan ini dikarenakan rasa ingin tahu yang besar dari hati saya. Awalnya, saya menonton film denias, disana menceritakan tentang kekayaan alam papua yang ytersembunyi dari kehebohan dunia luar. Betapa indah alam yang diciptakan untuk papua oleh Tuhan YME, namun saying, sebagian besar warga Negara kita terkaang tidak mensyukuri nikmat dariNya tersebut.
Di film tersebut, ada satu adegan dalam sebuah plot pendek yang sangat mengundang rasa ketertarikan saya sekaligus mengundang pertanyaan di hati saya. Yakni, saat salah satu keluarga meninggal dalam suatu keluarga maka keluarga yang lain akan menggambarkan rasa kesedihan mereka melalui memotong jari-jari mereka sendiri. Hal ini merupakan salah satu contoh adat istiadat yang sangat unik untuk dinikmati dan dipelajari lebih lanjut. Jadi, pada tulisan kali ini saya menggunakan berbagai referensi untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya tentang adat tersebut.

MENGAPA HARUS MEMOTONG JARI?
Apakah ungkapan kesedihan yang dipertunjukkan oleh seseorang yang kehilangan anggota keluarganya. Menangis, barang kali itu yang paling sering kita jumpai. Bagi umumnya masyarakat pengunungan tengah dan khususnya masyarakat Wamena ungkapan kesedihan akibat kehilangan salah satu anggota keluarga tidak hanya dengan menangis saja.

Biasanya mereka akan melumuri dirinya dengan lumpur untuk jangka waktu tertentu. Namun yang membuat budaya mereka berbeda dengan budaya kebanyakan suku di daerah lain adalah memotong jari-jari mereka secara sukarela untuk menunjukkan rasa cita mereka tersebut.

Hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh para Yakuza (kelompok orangasasi garis keras terkenal di Jepang) jika mereka telah melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi atau gagal dalam menjalankan misi mereka. Sebagai ungkapan penyesalannya, mereka wajib memotong salah satu jari mereka. Bagi masyarakat pengunungan tengah, pemotongan jari dilakukan apabila anggota keluarga terdekat seperti suami, istri, ayah, ibu, anak, kakak, atau adik meninggal dunia, dan siapapun anggota keluarganya.

Pemotongan jari ini melambangkan kepedihan dan sakitnya bila kehilangan anggota keluarga yang dicintai. Ungkapan yang begitu mendalam, bahkan harus kehilangan anggota tubuh. Bagi masyarakat pegunungan tengah, keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bagi masyarakat Balim Jayawijaya kebersamaan dalam sebuah keluarga memiliki nilai-nilai tersendiri.


pemotongan jari itu umumnya dilakukan oleh kaum ibu. Namun tidak menutup kemungkinan pemotongan jari dilakukan oleh anggota keluarga dari pihak orang tua laki-laki atau pun perempuan. Pemotongan jari tersebut dapat pula diartikan sebagai upaya untuk mencegah 'terulang kembali' malapetaka yang telah merenggut nyawa seseorang di dalam keluarga yang berduka.

Seperti kisah seorang ibu asal Moni (sebuah suku di daerah Paniai), dia bercerita bahwa jari kelingkingnya digigit oleh ibunya ketika ia baru dilahirkan. Hal itu terpaksa dilakukan oleh sang ibu karena beberapa orang anak yang dilahirkan sebelumnya selalu meninggal dunia. Dengan memutuskan jari kelingking kanan anak baru saja ia lahirkan, sang ibu berharap agar kejadian yang menimpa anak-anak sebelumnya tidak terjadi pada sang bayi. Hal ini terdengar sangat eksrim, namun kenyataannya memang demikian, wanita asal Moni ini telah memberikan banyak cucu dan cicit. Pemotongan jari dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang memotong jari dengan menggunakan alat tajam seperti pisau, parang, atau kapak. Cara lainnya adalah dengan mengikat jari dengan seutas tali beberapa waktu lamanya sehingga jaringan yang terikat menjadi mati kemudian dipotong.

Namun kini budaya 'potong jari' sudah ditinggalkan. sekarang jarang ditemui orang yang melakukannya beberapa dekade belakangan ini. Yang masih dapat kita jumpai saat ini adalah mereka yang pernah melakukannya tempo dulu. Hal ini disebabkan oleh karena pengaruh agama yang telah masuk hingga ke pelosok daerah di Papua.

Sumber :
1. http://www.radit-online.com/2010/01/adat-potong-jari-jayapura.html

pemasaran vs marketing

NPM : 13210279
MATA KULIAH : DASAR PEMASARAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2010/2011


KATA PENGANTAR

Rasa syukur tidak terhingga kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hanya karena-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami berikan kepada Bapak Herry Susanto, sebagai dosen dalam mata kuliah Dasar pemasaran, kepada kakak kelas saya dari departemen farmasi angkatan 2006, 2007, 2008, juga kepada teman teman saya dari departemen farmasi angkatan 2009, dan pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu di sini.
Dalam makalah ini, saya membahas tentang analisa gugusan secara umum, alkohol, fenol, asam dan karbohidrat. Seperti yang kita ketahui, di dunia ini banyak terdapat arti pemasaran yang mempunyai ciri khas masing. Untuk membedakan ciri khas tersebut maka saya membuat makalah ini sebagai pemandu untuk menganali macam-macam pemasaran tersebut.
Penulis memahami makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi menyempurnakan makalah ini agar menjadi sebuah makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi yang membacanya.


Depok, 20 September 2010




Tim Penyusun








PENDAHULUAN
Pemasaran suatu produk harus berdasarkan asa pancasila yang bertajuk untuk menghasilkan suatu keuntungan yang tertinggi dalam meraih keuntungan. Pewayangan sudah mengatur bahwa werkudoro akan menang dalam melawan pasukan kurawa, hal ini dapat diterapkan dalam hal pemasaran sehingga jika konsep peperangan ini diterapkan dalam hal pemasaran maka akan menjadikan suatu teknik yang mamatikan sehingga akan mendapatkan keuntungan yang menjanjikan.Ternyata benar bahwa konsep Sun Tsu akan menghasilkan keuntungan dunia akhoirat yang akan membuat semua share market merugi. Permainan pialangs aham sangat kotor. Dia akan selalu berkata kepada nasabah bahwa saham yang dipertaruhkan terus turun harganya. Hal ini pastinya akan selalu mengakibatkan kerugian kepada para brooker. Brooker saham akan dipecat oleh para pialang saham.











Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni
• Product (produk)
• Price (harga)
• Place (tempat, termasuk juga distribusi)
• Promotion (promosi)
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran). Metode pemasaran klasik seperti 4P di atas berlaku juga untuk pemasaran internet, meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan banyak metode lain yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia internet.
Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
1. Tempat yang strategis (place),
2. Produk yang bermutu (product),
3. Harga yang kompetitif (price), dan
4. Promosi yang gencar (promotion).

Dari sudut pandang konsumen :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer),
3. Kenyamanan (convenience), dan
4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran
Manajemen pemasaran

Manajemen pemasaran adalah bidang manajemen yang melakukan kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan menguntungkan pembeli sebagai sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Konsep manajemen pemasaran ada dua yakni :

1. Konsep pemasaran (the marketing concept)
Merupakan orientasi bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan,keinginan dan penilaian pasar yang menjadi sasaran kemudian menyesuaikan sedemikian rupa kegiatan perusahaan agar dapat menyampaikan kepuasan yang diinginkan pasar secara lebih berdaya guna serta berhasil guna dibandingkan pesaingnya. Dalam konsep pemasaran,volume penjualan yang menguntungkan memang menjadi tujuannya. Akan tetapi laba yang diperoleh dari volume penjualan itu harus didapat dengan mendapat juga kepuasan dari konsumen.

2. Konsep penjualan ( the selling concept)
Mementingkan saja volume penjualan dan keuntungan tanpa pernah berpikir tentang kepuasan dari para konsumennya.
Adapun ruang lingkup kegiatan manajemen pemasaran meliputi :
1. Pembelian (buying).
2. Pemilihan (grading).
3. Pengangkutan (transportation).
4. Pembungkusan (packing)
5. Penggudangan (storage)
6. Pembelanjaan ( financing).
7. Periklanan (advertising).
8. Penjualan (Selling).

PERBEDAAN KONSEP PENJUALAN DENGAN PEMASARAN

Levitt, Theodore, 1980. The Marketing Mode, York : Mc Graw-Hill, menarik suatu kontras perspektif. Konsep Penjualan menfokuskan pada kebutuhan penjual. Karena itu penjualan sibuk dengan kebutuhan penjual untuk mengubah produk/jasanya menjadi cash atau uang kontan.
Konsep Pemasaran memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena itu pemasaran sibuk dengan pemikiran memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan keseluruhan barang yang berhubungan dengan penciptaan, pengantaran, dan akhirnya pengkonsumsiannya
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mendefinisikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik yang dapat dilayani, menentukan produk/jasa dan program – program yang sesuai untuk melayani pasar (Kotler, 2003).
Perubahan pemasaran dari orientasi produk ke pola pemasaran yang berorientasi pasar dewasa ini menjadikan persaingan semakin kompetitif. Oleh karenanya untuk berhasil sesuatu perusahaan didalam persaingan disyarakatkan harus menciptakan nilai tambah bagi para konsumen serta memperhatikan kebutuhan dan ekspektasi mereka (Band, 1991).



KEGAGALAN PELAYANAN TERHADAP PELANGGAN
1.Kesenjangan Antara Harapan Pelanggan dan Pandangan Manajemen. 2.Kesenjangan Antara Pandangan Manajemen dan Spesifikasi Mutu Pelayanan.
3.Kesenjangan Antara Spesifikasi Mutu Pelayanan dan Sajian Pelayanan.
Kegagalan lainnya adalah kurangnya kemauan untuk meningkatkan efisien/penghematan sehingga dapat menerapkan mutu gratis bagi konsumen. Artinya perusahaan harus selalu mengupayakan nilai tambah pada konsumen/ pemakai produk/jasa tanpa harus menimbulkan biaya tambahan. Dengan cara demikian maka pelayanan akan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
I. KERANGKA & PROSES PEMASARAN
1. Memahami misi organisasi dan peran pemasaran dalam memenuhi misi
tersebut.
2. Menyusun sasaran pemasaran.
3. Mengumpulkan, menganalisis, dan mmengartikan informasi tentang situasi
organisasi, termasuk SWOT dalam suatu lingkungan.
4. Pengembangan suatu strategi pemasaran melalui keputusan secara benar
tentang kebutuhan mana dan siapa yang akan dipenuhi oleh organisasi
(target pasar).
5. Mengimplementasikan strategi pemasaran.
6. Mendesain pengukuran kinerja.
7. Secara periodik melakukan evaluasi upaya pemasaran, dan membuat perubahan
jika diperlukan



PELUANG PASAR
A.Sistem Informasi Pemasaran dan Penelitian Pemasaran
B.Analisa Lingkungan Pemasaran
C.Menganalisa Pasar Konsumen dan Perilaku Membeli
D.Analisa Pasar Bisnis dan Perilaku Pembeli Organisasi
E.Menganalisa Pesaing
A.Sistem Informasi Pemasaran dan Penelitian Pemasaran
1.Sistem Pencatatan Internal :
a.Sistem Pemesanan – Pengiriman – Penagihan
b.Sistem Laporan Penjualan
c.Sistem Pelaporan yang Berorientasi pada Pemakai
d.Sistem Intelijen Pemasaran (Marketing Inteligence System)
2.Sistem Penelitian Pemasaran
a.Pemasok untuk Penelitian Pemasaran
b.Jangkauan Penelitian Pemasaran
c.Proses Penelitian Pemasaran
d.Karakteristik Penelitian Pemasaran yang Baik
e.Penggunaan Penelitian Pemasaran oleh Manajemen
B.Analisa Lingkungan Pemasaran
1.Pelaku dalam Lingkungan Mikro
a.Perusahaan
b.Pemasok
c.Perantara Pemasaran
d.Pelanggan
e.Pesaing
f.Publik/Masyarakat
2.Kekuatan dalam Lingkungan Makro Perusahaan
a.Lingkungan Demografi
b.Lingkungan Ekonomi
c.Lingkungan Alam
3.Peran Pemerintah yang Berubah dalam Perlindungan Lingkungan
a.Lingkungan Teknologi
b.Lingkungan Politik
c.Lingkungan Alam
C.Menganalisa Pasar Konsumen dan Perilaku Pembeli
1.Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
a.Faktor Kebudayaan
b.Faktor Sosial
c.Faktor Pribadi
d.Faktor Psikologis
2.Proses Keputusan Membeli
a.Peranan dalam Pembelian
b.Jenis – jenis Perilaku Membeli
c.Meneliti Proses Keputusan Membeli
d.Tahap – tahap dalam Proses Keputusan Membeli


D.Analisa Pasar Bisnis dan Perilaku Pembeli Organisasi
1.Pasar Industri
a.Siapa yang Berada dalam pasar Industri ?
b.Keputusan Pembelian Apa yang Dibuat oleh Pembeli Industri ?
c.Siapa yang Berperan dalam Proses Pembelian Industri ?
d.Apakah Pengaruh yang Paling Penting terhadap Pembeli Industri ?
e.Bagaimana Pembeli Industri Membuat Keputusan Pembelian Mereka ?
2.Pasar Penjual Kembali
a.Siapakah yang Ada dalam Pasar Penjual Kembali ?
b.Keputusan Membeli Apakah yang Dibuat Penjual Kembali ?
c.Siapakah yang Berperan dalam Proses Pembelian Penjual Kembali ?
d.Apakah yang Merupakan Pengaruh Utama pada Pembeli Penjual Kembali ?
e.Bagaimana Penjual Kembali Membuat Keputusan Pembeliannya ?
3.Pasar Pemerintah
a.Siapakah yang Berada dalam Pasar Pemerintah ?
b.Keputusan Pembelian apakah yang Dibuat Pemerintah ?
c.Siapakah yang Berperan dalam Proses Pembelian yang Dilakukan Pemerintah ?
d. Apakah yang Merupakan Pengaruh Penting terhadap Pembeli Pemerintah ?
e.Bagaimana Pembeli Pemerintah Membuat Keputusan Pembelian Mereka ?
E.Menganalisa Pesaing
1.Mengidentifikasi Strategi Pesaing
2.Menentukan Tujuan Pesaing
3.Memeriksa Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
4.Memperkirakan Pola Reaksi Pesaing
5.Merancang Sistem Intelijensi Persaingan
6.Memilih Pesaing untuk Diserang dan Dihindari
7.Menyeimbangkan Orientasi Pelanggan dan Pesaing

Sumber
• Anief, Moh. 2000. Prinsip dan Dasar Manajemen: Pemasaran Umum dan Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
• Bovée. 1986. Contemporary Advertising. Illinois:Richard D. Irwin, Inc.
• Rothschild, Michael L.. 1987. Advertising. Canada: D. C. Heath and Company
• Lamb, C.W., Joseph F. Hair, Carl Mc. Daniel. Marketing. Singapore : South-Western College Publishing, 2000 : 19)
• http://lintongnababan.wordpress.com/2008/07/29/perbedaan-konsep-penjualan-dengan-pemasaran/