perkembangan bahan bioaktif laut


Perkembangan material bioaktif laut
            Identifikasi tetang bahan bioaktif yang berasal dari laut terus dicari dengan mengutilisasi banyaknya jumlah dari hasil buangan ikan (dalam hal ini limbah dari bagian tubuh ikan yang tidak dapat digunakan lagi), yang disadari dapat berpengaruh dalam meningkatkan polusi. Berdasarkan identifikasi potensial dari isolate yang fungsional yaitu berasal dari ikan dan kulit kerang. Banyak nelayan yang menggunakan sisa limbah ikan seperti kulit kerang untuk industri bahan baku mentah . selain itu, banyaknya variasi material dari ikan dan kerang seperti kulit, otot, rangka, tulang, dan organ dalam saat ini telah diisolasi untuk mendapatkan material bioaktif. Tulang ikan adalah sumber yang baik untuk kalsium. Kulit dan protein dari ikan juga dapat digunakan sebagai komoditi yang murah untuk identifikasi dan isolasi dati bioaktif peptida. Ditambah lagi, saat ini telah berhasil mengisolasi enzim yang kasar dari usus ikan. Lebih jauh lagi, peneliti akan mengembangkan beberapa bioaktif peptida yang berasal dari protein ikan.
KULIT IKAN
1.      Kolagen
Ikan menghasilkan kulit ikan dalam jumlah yang relatif besar. Yang mana telah diidentifikasi dapat menjadi sumber yang potensial untuk mendapatkan isolate berupa kolagen dan gelatin darinya. Kolagen merupakan struktur utama protein yang telah banyak ditemukan dalam kulit dan tulang hewan. Berdasarkan struktur dan kompabilitas yang lebih baik dalam tubuh manusia, kolagen pada umumnya digunakan di dalam industri kedokteran dan farmasetikal terutama untuk pembawa (carrier) obat. Selain itu, industri kosmetik pada umumnya telah menggunakan kolagen untuk memproduksi beberapa lotion untuk kulit yang terbuat dari lapisan pelindung superior untuk melembutkan dan melembabkan kulit. Hal ini dikarenakan ikatan kimia dengan air dan juga mempunyai efek yang dapat melembabkan kulit dalam waktu yang cukup lama. Saat ini, telah terjadi peningkatan dalam penggunaan kolagen sebagai nutrasetika, terutama di daerah asia seperti negara jepang, cina, dan korea. Kolagen banyak digunakan untuk lotion pada kulit dan ada pula yang digunakan secara oral. Teknologi terbaru kolagen juga banyak digunakan untuk perlindungan dan perawatan kulit. Walaupun produk tersebut dihasilkan dari kulit ikan yang dapat menghasilkan kolagen. Hanya sedikit yang mempelajari bagaimana penggunaan yang potensial kolagen yang diperoleh dari kulit ikan dibandingkan dengan yang diperoleh dari mamalia. Sumber utama dari indutri kolagen hanya terbatas diperoleh dari kulit dan tulang babi. Berdasarkan sisi keagaaman, kolagen yang berasal dari kulit babi menjadi kurang terkenal. Selanjutnya penggunaan kolagen sangat sering dibicarakan karena kasus penyakit sakit gila dapat berisiko untuk menular pada manusia. Penyakit ini telah menginfeksi sejumlah negara, termasuk inggris, kanada, dan amerika serikat. Penyakit sapi gila, yang menginfeksi ini merupakan penyakit degeneratif yang merusak sistem syaraf. Ketika isu tentang penyakit gila sedang menyerbak, hal ini lalu dikaitkan dengan penularan melalui konsumsi makanan yang berasal dari sapi dan juga kemungkinan adanya bahan yang ada dalam kosmetik dan kasus risikonya yang menyebar secara luas di kalangan wanita. Secara konteks, pengetahuan mengenai kolagen yang diperoleh dari kulit ikan pun akhirnya dapat menarik banyak industri.
            Setelah dilakukannya pengujiam terhadap beberapa bagian pada kulit ikan diperoleh beberapa data. Antara lain, kolagen yang diisolasi dari filefish ( Novoden modectus) dan ikan kod (Gadus macrocephalus) telah diuji bahwa keduanya memiliki sifat fisikokimia sebagai berikut :
a.       Kelarutan dalam melarutkan kolagen keduanya adalah pada pH yang sangat rendah yaitu pH 7 dan dapat ditingkatkan lagi kelarutannya dengan cara menurunkan pH.
b.      Viskositas kolagen pada ikan filefish dan ikan kod masing-masing sangat tinggi pada pH 4.0 dan 2.0
Setelah diuji bahwa kulit ikan kod memiliki kapasitas daya hidrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kolagen yang terdapat pada kulit ikan filefish. Sejauh ini, kelarutan dalam asam kolagen pada ikan filefish telah dimodifikasi dengan mengakatalisis ikatannya dengan menggabungkannya dengan L-Leucine alkyl ester. Secara fungsional, bahan yang mengandung kolagen yang dimodifikasi dengan menggunkan enzim untuk menghasilkan kemampuan emusifikasi yang lebih baik dan penyabunan serta merupakan bahan yang ideal sebagai surfaktan yang mengandung protein rendah lemak.
2.      GELATIN
Gelatin, bentuk lain campuran dari sejumlah Berat molekul yang tinggi, protein yang larut air, yang merupakan turunan dari kolagen. Namun gelatin memiliki sifat fisika yang unik, gelatin secara luas digunakan dalam dunia farmasi dan industri makanan untuk enkapsulasi dari zat tambahan makanan yaitu untuk memperbaiki struktur makanan, menambah kemampuan dalam menahan air, serta stabilitas pada kebanyakan produk makanan. Gelatin juga memiliki susunan asam amino yang unik, terdiri dari sejumlah besar glisin, prolin, dan alanin yang saling berhubungan. Walaupun kolagen dan gelatin disadari memiliki kesamaan dalam hal struktur dan sifat fisika yang unik, kemungkinan aktivitas dari gelatin dan kolagen tidak sama. Bagaimanapun, telah dilaporkan dengan mengonsumsi gelatin dapat meningkatkan dan memperbaiki kesehatan kuku dan rambut.
Gelatin dari kulit ikan dan gelatin dari tulang ikan akan lebih mudah diektraksi dengan air hangat, kondisi ekstraksi optimum akan sangat bervariasi bagi setiap spesies. Konsentrasi dari alkaline, air untuk perbandingan kulit ikan, pH, temperatur, dan waktu ekstrasi adalah disadari utamanya pada ektraksi gelatin kulit ikan.
Bentuk yang utuh dari gelatin sangat berharga berkaitan dengan bioaktivitasnya. Banyak bioaktivitas protein yang diperoleh dengan adanya urutan peptida yang aktif secara biologis dalam struktur utama mereka. Oleh karena itu, sejumlah metode yang digunakan untuk melepaskan fraksi peptida bioaktif dari protein asli dan digesti proteolitik telah menjadi metode yang paling umum. metode digesti bertingkat memanfaatkan tiga enzim yang berbeda dan berat molekul yang di dikurangi (MWCO) membran ultrafiltrasi (UF) dikembangkan untuk memperoleh peptida bioaktif. Tiga langkah daur ulang membran reaktor, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1 adalah desain untuk memastikan produksi terus menerus dari peptida gelatin. dalam sistem ini, UF dikombinasikan dengan tiga reaktor enzim yang berbeda untuk memisahkan produk peptida yang dihidrolisis berdasarkan berat molekul mereka.
pada langkah pertama dari reaktor membran, 1% (b / v) gelatin didigesti dengan alcalase (pH 8,5 PADA SUHU 50 derajat celcius) dan difraksinasi melalui membran dengan 10.000 Da MWCO. setelah hidrolisis dengan pronase-E (pH 8, 50 derajat selsius SUHU), hasil hidrolisis yang dihasilkan adalah melalui fraksinasi membran dengan 5000 Da MWCO, dan akhirnya dihidrolisis dengan kolagenase (pH 7,5, 37 derajat selsius SUHU). Fraksi yang melewati 5000 Da MWCO selanjutnya difraksinasi melalui membran dengan 1000 Da MWCO dan fraksi yang memiliki berat molekul kurang dari 1000 Da akan diperoleh. Fraksi dipisahkan akan secara jelas menunjukkan bioaktif yang berbeda. Menariknya, peptida yang dipisahkan dapat bertindak sebagai ACE inhibitor dan antioksidan dalam sistem peroksidasi lipid.

Contoh gelatin yang diperoleh dari kulit ikan tuna :
·        Judul : KAJIAN EKSTRAKSI GELATIN DARI KULIT IKAN TUNA (Thunnus
alalunga) DAN KARAKTERISTIKNYA  SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI FARMASI
·         Karangan : fahrul (IPB), tahun 2005


a.       Abstrak
Kulit ikan tuna (Thunnus alalunga) merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan fillet ikan tuna. Hingga saat ini pemanfaatan kulit ikan tuna belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknik ekstraksi gelatin dari kulit ikan tuna dengan cara asam dan mengkaji karakteristik gelatin yang dihasilkan. Jenis pelarut yang digunakan untuk larutan perendam adalah asam sitrat pH 3. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah lama perendaman kapur (24 dan 48 jam), konsentrasi enzim (1, 2, dan 3%), dan lama perendaman asam (12, 18, dan 24 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman kapur 48 jam, konsentrasi enzim 1%, dan lama perendaman asam 12 jam (P2E1S1) merupakan kombinasi perlakuan terbaik dari semua perlakuan yang diterapkan. Hasil rendemen gelatin yang diperoleh sebesar 18.6%, viskositas 22.75 centipoise, pH 7.1 dan kekuatan gel 496 bloom. Sifat fisik dan kimia gelatin kulit ikan tuna cenderung lebih baik dari gelatin pembanding yaitu gelatin komersial dan gelatin standar laboratorium. Hasil analisis kandungan mikrobiologi gelatin kulit ikan tuna lebih baik dari gelatin pembanding. Sifat organoleptik gelatin kulit ikan tuna dibanding gelatin pembanding dari segi aroma cenderung sama terutama dengan gelatin komersial, walaupun dari segi penampakan dan warna masih lebih rendah dari gelatin standar laboratorium.




b.      Skema kerja :

0 comments:



Posting Komentar