Kemasan plastik
Jenis polimer
:
a.
Polietilen memiliki daya rentang yang tinggi
yang mampu menahan tekanan, memberikan kejernihan yang baik. Kekurangannya :
tidak cocok untuk suhu kamar
b.
Ploivynil clorida (tidak dipengaruhi oleh asam
dan basa kecuali basa oksidatif)
c.
Polistiren (rigid, jernih, wadah mudah tergores)
d.
Nilon (asam dibasa dan diamin, dapat
distreilisasi dengan autoklaf, cukup tahan terhadap bahan kimia)
e.
Acrylic multi polimer (aman digunakan)
f.
Polietilen terepatalat (kekuatan sangat baik)
Proses produksi
kemasan plastik :
a.
Injeksi blow molding ( dibentuk suatu bentuk
dari resin dengan polimer yang akan digunakan, kemudian dimasukkan ke wadah
yang sesuai, diinjeksikan dengan suntikan udsara agar resin memenuhi ruang agar
dapat mengikuti tempatnya)àresin
bentuk lunak
b.
Direct blow molding ( sama dengan yang cara 1,
tapi bedanya resin akan mengisi cetakan, injeksi udara, akan terbentuk wadah
atau plasti, pengeluaran)
c.
Injection molding (tekanan dinaikkan yang akan
membuat cetakan terkunci satu sama lain, resin diijeksikan, cetakan terisis
penuh kemudian didinginkan, skurup dimasukkan ke tempat semula, dibiarkan
hingga resin terbentuk menjadi wadah, pengeluaran wadah yang sudah jadi)
Masalah wadah
plastik :
a.
Penyerapan, obat yang dalam wadah dapat terserap
ke dalam wadah plastik. Faktor : pH, sisitem pelarut, struktur kimia pelarut.
b.
Desorpsion, Hilangnya plastik komponen dalam
produk yang dapat menyebabkan potensi toksisistas. Tanda fisik : wadah hancur,
warna obat berubah.
c.
Permeasi.
d.
Fotodegradasi hanya terbatas pada sediaan yang
sensitif terhadap radiasi. Contoh : cicncin karbonil dan cincin aromatik. Perlu
ditambahkan penyerap ultraviolet agar diperoleh cairan yang jernih dantidak
berwarna, atau bisa juga pakai kemasan sekunder yang tahan pada cahaya.
e.
Modifikasi polimer. Critikal stress masih dapat
ditahan oleh suatu bahan tanpa kegagalan dan dapat dipengaruhi oleh waktu, pH,
suhu, dan lingkungan.
Efek sterilisasi Dengan Gas : temperatur dapat rendah
Sterilisasi plastik :
a.
Panas kering
b.
Panas basah : autoklaf
c.
Radiasi dengan sumber kobalt dan elektron bearn
d.
Gas : dengan ETO tergantung pada banyaknya
variabel. Harus permeabel terhadap uap air dan panas
Hubungan wadah plastik dengan bentuk sediaan :
a.
Parenteral : masuknya kontaminan berbahaya ke
dalam sirkulasi.
b.
Ophtalmic : bahan yang cocok polivinil karena
bersifat impermeabel.
c.
Topikal
Contoh plastik yang terdapat di bidang farmasi :
a.
Parenteral : polikarbonat, polietilen
b.
Oral tablet :
c.
Optalmik : polietilen
d.
Topikal rektal : polivinil klorida
e.
Oral suspensi : polietilen
Uji evaluasi :
a.
Bobot jenis
(perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 derajat celcius). Untuk
mengetahui kepakaan suatu zat, kemurnian, jenis zat. Faktor yang mempengaruhi :
temperatur, massa zat (masa yang besar makan berat jenisnya semakin besar),
volume zat.
1.
Dengan piknometer didasarkan atas penentuan
massa cairan (ada tipe botol dan tipe pipet).
2.
Aerometer : prinsip archimedes ( benda yang akan
dicelupkan akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan)
3.
Densimeter : pembacaan seberapa dalam tabung
kaca gelas trebcelup dan terbaca pada skala.
4.
Neraca mohr westpal : neraca seimbang
menunjukkan bobot henis suatu cairan.
b.
Volume terpindahkan : suatu rancangan untuk
menjamin larutan oral, suspensi oral, dan sirup. Syarat (wadah dosis ganda,
etiket tidak lebih dari 250 ml).
c.
Pengendapan : hukum stokes. ( volme sendimentasià perbandingan volume
endapan yang terjadi terhadap volume suspensi sebelum mengendap. Derajat
flokulasiàratio
volume akhir dengan volume akhir suspensi deflokulasi)
d.
Uji homogenitas dan distribusi ukuran partikel.
1.
Homogenitas larutan dilihat dari kejernihan, uji
homogenitas pada salep dengan mengoleskan di kaca objek dengan mikroskop.
2.
Distribusi ukuran partikel : dapat mengurangi
sendimentasi atau creaming dari sistem dispersi.
e.
Uji kejernihan untuk sediaan larutan, dengan
cara visual dengan penerangan cahaya yang baik dengan latar belakang hitam atau
putih
f.
Uji kebocoran wadah : untuk injeksi ampul (uji
warna atau dengan...)
1.
Dengan ampul (saat proses sterilisasi dengan
ampul terbalik, selama proses sterilisasi dapat dilihat apakah ada kebocoran
atau tidak )
2.
Vial 9sterilisasi dengan etilen biru 0,1%. Ampul
diletakkan dengan zat warna kemudia ditaruh di tekanan 1 atm, apabila ada
kebocoran, zar warna akan berpenetrasi masuk ke dalam botol )
g.
Uji keragaman bobot (harus padat atau semi
solid). Yang harus diperhatikan : yang sudah distreilisasi di taruh di dalam
wadah.
h.
Kesegaraman kandungan syarat : dosis wadah
tunggal.
Evaluasi kimia :
a.
Penetapan kadar steril (tritimerti,
kromatografi,titrasi. Atropin sulfat dengan KCKT)
b.
Penetapan kadar zat aktif (tetes mata dengan
spektrofotometri)
c.
Uji pH (pH meter atau dengan indikator
universal, kalibrasi pH meter dengan menggunakan aquadest lalu masukkan ke
buffer pH 7 lalu masukkan ke dalam zat yang akan di periksa pHnya lalu cuci
elektroda dengan aquades berulang-ulang). Pembakuan pH meter (elektroda dicuci
dengan laruta uji. Prinsip kerja : larutan yang terdapat dalam elektroda gelas
yang akan berikatan dengan ikatan hidrogen)
d.
Osmolaritas dengan menggunakan osmometer.
Freezing osmometer. Untuk menentukan Mn dengan menggunakan osmometer membran.
e.
Uji batas logam berat : membandingkan intensitas
warna secara kualitatif.
1.
Metode 1 dan 2 (untuk larutan jernih dan tidak berwarna)
2.
Metode 3 dan 4 ( untuk larutan berwarna)
3.
Metode 5 (digesti)
Evaluasi
mikrobiologi :
Media yang
digunkan harus mendukung pertumbuhan bakteri: tioglikolat cair
1 comments:
Good Luck
Posting Komentar